The Guardian menyebut Hans Rosling sebagai a kind and constantly curious genius. Dia memiliki komitmen besar untuk memperbaiki kualitas hidup orang-orang yang kurang beruntung di dunia, lewat kerja-kerja dalam bentuk bantuan kemanusiaan.

Ia juga ingin semua orang sadar bahwa dunia jauh lebih baik dari yang kita lihat dari layar kaca.

Lewat pengetahuannya, data-data statistik disulap menjadi sesuatu yang mendorong banyak orang untuk memahami dan terlibat dalam isu-isu global seperti kesenjangan ekonomi, populasi, dan kesehatan.

Bagi seorang possibilist sepertinya, dunia yang lebih baik dimulai dengan melawan ketidaktahuan dan ketidakpedulian tentang isu-isu pembangunan global.

Setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam menciptakan pemahaman dunia berbasis fakta yang akan membantu kita membuat keputusan yang tepat.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Hans Rosling, yang berkatnya, saya memiliki harapan yang lebih baik untuk dunia.

R.I.P Hans Rosling.

****

Artikel Web

Wawancara The Guardian dengan Rosling soal bagaimana rasa kecewa atas buruknya pemahaman kita soal kemajuan dunia melahirkan Gapminder.

Dalam ceramah pertamanya di TED Talk, Rosling menyanggah pemahaman kita soal istilah negara-negara berkembang atau dunia ketiga.

"Ignorance  is still there", menurut Rosling. Untuk memerangi kesalahpahaman soal isu pembangunan global, Rosling mendirikan Gapminder dengan memberikan pandangan global berbasis fakta yang bebas diakses.

Dengan semangat yang sama, Our World in Data juga menyediakan beragam visualisasi data dalam isu pembangunan global.

Untuk memahami kemajuan dalam isu-isu pembangunan global, Big Think menyediakan beragam tulisan-tulisan dari pemikir hebat.

Film
  • Gapminder Foundation, "Don't Panic" (Hans Rosling Showing the Facts about Population)

Apa yang membuat argumen Rosling menarik adalah data-data yang ia miliki tidak hanya menjadi angka, ia mengolahnya menjadi sebuah cerita.