Guns, Germs & Steel : Rangkuman Riwayat Masyarakat Manusia

Penulis            : Jared Diamond

Penerbit          : Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2013

Tebal              : 624 halaman

Jared Diamond menulis buku ini karena terpantik oleh sebuah pertanyaan, “Kenapa kalian orang kulit putih membuat begitu banyak barang berharga dan membawanya ke Papua, tapi kami orang kulit hitam memiliki begitu sedikit barang berharga?“. Pertanyaan ini diucapkan oleh Yali yang menemani ekspedisi Jared Diamond di Papua Nugini.

Diamond menyadari bahwa pertanyaan tersebut sangat penting untuk mengetahui bagaimana umat manusia sampai pada titik ini. Ketika berada di Papua Nugini, ia sadar bahwa orang-orang sepertinya memiliki barang-barang yang tidak pernah diciptakan di sana. Diamond menyadari betapa kesenjangan itu membedakan antara dirinya dan Yali.

Pertanyaan itu kemudian dijawab dalam sebuah buku yang berupaya menjelaskan sejarah singkat umat manusia selama 13.000 tahun terakhir. Ia menghabiskan waktu selama 25 tahun untuk meneliti dan merumuskan jawaban atas pertanyaan itu. Keberhasilannya merumuskan perspektif baru dalam melihat sejarah peradaban manusia membuatnya memenangi dua penghargaan tertinggi dalam kesusastraan modern yaitu, Pulitzer dan Aventis. Buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan menjadi salah satu buku sains populer paling berpengaruh di dunia.

Sebelum penjelasan Diamond begitu populer, beberapa kalangan menganggap kesenjangan ini diakibatkan oleh adanya supremasi ras tertentu. Mereka menganggap orang Eropa terlahir lebih pintar dari non-Eropa sehingga mereka mampu menciptkan teknologi-teknologi yang lebih maju.

Buku ini mengurai penolakan Diamond terhadap penjelasan rasial tersebut. Lewat pengalaman bekerja selama 33 tahun bersama orang Papua dan penelitian lintas disiplin, Diamond memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menarik untuk diikuti dalam melihat perjalanan panjang umat manusia hingga sampai di titik ini.

Mengapa ada sebagian wilayah yang mengalami kemakmuran, sementara lainnya terperangkap dalam kemiskinan?

Menurut Diamond, banyak fenomena dan karakteristik manusia seperti kebudayaan, kepercayaan, ekonomi, harapan hidup, dan lainnya dipengaruhi baik oleh faktor geografis maupun non-geografis.

Faktor geografis terkait dengan lokasi geografis, iklim, tanah, topografi, hingga distribusi spesies tumbuhan dan hewan liar. Sementara faktor non-geografis meliputi budaya, tikungan sejarah, dan keputusan individual atau organisasi.

Meskipun tidak sepenuhnya menolak faktor non-geografis, melalui buku ini ia menekankan teori determinisme geografis. Ia berpendapat bahwa perbedaan perkembangan manusia dan kebudayaannya dipengaruhi oleh bagaimana faktor-faktor alam membatasi pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia yang hidup di tempat tersebut.

Ia mengambil contoh bagaimana imperium Inggris, Prancis, Spanyol, dan Portugal terbentuk yang memiliki kesamaan karakteristik geografis yakni memiliki akses langsung ke Samudra Atlantik. Sementara itu, kekuasaan di Swiss, Polandia, dan Yunani tidak memiliki keuntungan geografis tersebut. Meskipun kekuatan-kekuatan tersebut berada di wilayah yang sama (baca: Eropa), karakteristik geografis tertentu mampu mendukung atau membatas pilihan-pilihan yang tersedia. Imperium kolonialistik pada abad pertengahan di Eropa dengan karakteristik geografis yang dimilikinya memberikan keuntungan karena berhadapan langsung Samudra Atlantik yang sisanya menjadi sejarah kolonialisme dan imperialisme.

Begitu juga dengan kemakmuran dan kemiskinan di dunia modern saat ini. Diamond melihat bahwa kesenjangan itu dipengaruhi oleh perbedaan kondisi dan letak geografis yang telah berlangsung dalam lintasan sejarah manusia. Untuk membuktikan itu, ia menelusuri berbagai bidang ilmu sosial, botani, zoologi, dan mikrobiologi untuk melihat sejarah jauh ke belakang.

Guns, Germs, and Steel menjadi judul sekaligus kata kunci untuk menjelaskan sejarah panjang manusia. Diamond menyebut bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada manusia sebelum revolusi agrikultur. Mereka menjalani kehidupan sebagai pemburu-peramu tanpa surplus cadangan makanan dan organisasi sosial yang kompleks dan hierarkis.

Dalam peradaban manusia, kesenjangan baru muncul setelah revolusi agrikultur yang ditandai dengan domestikasi tumbuhan dan hewan liar. Ketersediaan tanaman atau hewan liar untuk didomestikasi yang menandai revolusi ini tidak merata di seluruh wilayah. Padahal, menurut Diamond, domestikasi lah yang mengakselerasi perkembangan budaya selama ratusan tahun setelahnya. Ada sebagian yang mampu mendomestikasi berbagai tumbuhan dan hewar liar, sementara ada bagian dunia lain yang gagal atau bahkan tidak menemukannya.

Melalui domestikasi tumbuhan dan hewan liar, masyarakat mulai meninggalkan kehidupan pemburu-peramu dan beralih menjadi petani. Mereka berevolusi menjadi masyarakat yang menghasilkan surplus makanan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Selain itu, mereka juga memiliki ketahanan terhadap penyakit atau kuman yang dibawa oleh hewan ternak peliharaan mereka.

Seiring perkembangannya, masyarakat dengan populasi yang semakian besar mengembangkan organisasi sosial yang kompleks dengan hierarki. Dari sana mulai muncul pembagian kerja dalam masyarakat yang menciptakan kemajuan teknologi dan pengetahuan. Pada akhirnya, mereka mulai mengenal tulisan, menciptakan perkakas dari baja hingga menemukan bubuk mesiu yang menjadi asal muasal senjata api.

Sayangnya, gerak sejarah seperti itu tidak dirasakan di seluruh bagian dunia. Perbedaan domestikasi yang dipengaruhi letak geografis membuat sebagian wilayah memiliki jalan yang berbeda-beda.

Bangsa Eurasia mengalami perkembangan peradaban yang pesat lewat keberhasilan domestikasi tumbuhan dan hewan liar. Pada titik tententu, mereka sudah memiliki sistem politik, perdagangan, komunikasi, dan teknologi maju lainnya, hingga merasa mampu berlayar untuk menemukan dunia baru (baca: benua Amerika) dan menaklukan bangsa yang lain lewat kolonialisme.


Melalui teori determinisme geografis, Diamond menyimpulkan bahwa karakteristik yang unik dan sifatnya terberi (given) dalam suatu wilayah memberikan keuntungan atau sebaliknya membatasi pilihan atas peradaban yang berada di dalamnya. Gerak sejarah peradaban manusia bersilang jalan sejak revolusi agrikultur. Ketersediaan hewan liar dan tanaman yang didomestikasi mendorong revolusi agrikultur yang pada akhirnya menciptakan peradaban dengan surplus pangan, ledakan populasi, dan organisasi sosial yang kompleks.

Kondisi-kondisi di atas menciptakan pembagian kerja dan spesialisasi dalam masyarakat untuk menciptakan teknologi maju. Gerak sejarah yang sudah bersimpangan setelahnya kemudian diakselerasi oleh terciptanya teknologi militer seperti senjata api, baja, dan kekebalan terhadap penyakit menular yang menciptakan struktur kolonialisme dengan kesenjangan yang diciptakannya.