Saya dan teman-teman The Switchers dari 350.id, berkunjung ke tempat tinggal Gung Kayon di Kabupaten Tabanan, Bali pada Senin (19/82019).

Disana, kami belajar dan berdiskusi soal energi bersih. Lebih tepatnya, mengubah panas sinar matahari menjadi energi listrik.

I Gusti Ngurah Agung Putradhyana atau akrab disapa Gung Kayon merupakan praktisi energi terbarukan dari Bali. Ia menggunakan tenaga surya sebagai sumber listrik alternatif skala pribadi dan rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya, Gung Kayon memasang belasan panel surya di halaman dan atap rumah.

Beliau menjelaskan bahwa garis khatulistiwa dan iklim tropis adalah keuntungan bagi Indonesia. Kita memiliki potensi yang besar untuk memanfaatkan tenaga surya setiap tahunnya. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk memanfaatkan panel surya yang mengubah panas sinar matahari menjadi energi listrik.

Gung Kayon tidak hanya memanfaatkan energi surya untuk kebutuhan penerangan semata. Ia juga menggunakan energi tersebut untuk mengisi daya ponsel, menggiling padi dan memotong rumput. Inilah yang disebut kemandirian energi.

Kini, rumah Gung Kayon tidak lagi bergantung pada listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Rata-rata, ia hanya menghabiskan Rp.20.000 per bulan. “Karena kadung berlangganan,” ucapnya.

Photo by Chandra Septian
Berkat inovasi tersebut, Gung Kayon mendapatkan penghargaan Energi Prakarsa Perorangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dalam upaya mengenalkan sumber energi bersih, Gung Kayon juga mengajak warga desanya untuk menggunakan panel surya. Saat ini, berbagai lokasi di sekitar rumah Gung Kayon pun sudah memanfaatkan tenga surya seperti balai banjar, pura dan tempat pemandian atau beji.
Mengingat besarnya potensi pemanfaatan tenaga surya, Gung Kayon mengajak kaum muda Indonesia untuk bisa menjawab tantangan kemandirian energi, serta mempersiapkan transisi energi baru terbarukan (EBT) yang bersih guna menyelaraskan kehidupan antara manusia dan alam.